Tomas Terksesima, dan saking takjub, secara naluriah ia berujar, "Oh, My GOD!", persis seperti kebanyakan orang bila mengalami peristiwa menakjubkan serupa tatkala ia membuktikan sendiri bahwa Yesus yang berdiri di hadapannya ternyata bukan Hantu, apalagi Tuhan!
Ini cakep! Dan jujur saja, GM suka!
Merespons TS-GM di sini, dan mengomentari bantahan amburadul dik Agus Sholah untuk TS yang sama di sini, adik kita Sukirman menulis begini:
RESPONS PERTAMA
Re-Quote:
Re-Quote:
Masuk akal Tsnya ... tapi anehnya kalau Yesus memiliki pemahaman "Tuhan, Allahmu = Tuhan, Allah Kita (termasuk Yesus)..
Trus kok Yesus meneng wae Gus waktu Tomas menyebut Yesus sebagai Tuhanku dan Allahku?
Mbok ya Yesus protes kek, bilang kek..
"Eh Tomas... jangan kurang ajar lo.. !!
Ingat.. jargon "Tuhan, Allahku" bukan untuk Gue.. itu untuk Tuhan dan Allah yg tidak berbeda entitas yaitu Bapa.. sembarang lu... Gue kan juga sama kayak lu.. manusia biasa... "
Alih2 bilang begitu.. yuk kita lihat kronologis natsnya...
Yohanes 20:27-29 (TB)
Kemudian Ia berkata kepada Tomas: "Taruhlah jarimu di sini dan lihatlah tangan-Ku, ulurkanlah tanganmu dan cucukkan ke dalam lambung-Ku dan jangan engkau tidak percaya lagi, melainkan percayalah."
Tomas menjawab Dia: "Ya Tuhanku dan Allahku!"
Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
Bisa bantah Gus Mendem?
Jangan klaim sekedar aklamasi ya..
TANGGAPAN PERTAMA
Untuk mendapatkan gambaran utuh tentang cerita kita di lapak ini, ada baiknya jika dicermati sebentar argumen yang sama di sini, karena di bawahnya ada percakapan menarik antara dik Sukirman dengan dik Yuhana Al Dimaschi yang menganggap cuma orang indonesia saja yang berseru "OH, MY GOD!" ketika mengalami peristiwa menakjubkan seperti yang dialami oleh Tomas!
Menurutnya, ekspresi model begini tidak ditemui dalam keseharian masyarakat Yahudi.
Mungkin dik Yuhana ini adalah orang Yahudi yang lagi nyaru jadi orang Indonesia, atau orang Indonesia yang selama hidupnya tinggal di Yerusalem sehingga lebih ngerti keseharian masyarakat Yahudi ketimbang orang Yahudi sendiri! 😂
Tapi, ah sudahlah! Namanya juga kepengen dianggap keren, kan?
Menurut GM sih, rasanya akan lebih mendekati benar jika pernyataannya itu kita asumsikan saja dimaksudkannya sebagai komentar untuk penjelasan Syaikh Ahmad Deedat yang sudah terlanjur mendunia sejak lk. 15 tahun lalu, ketika debat terbuka dengan Anis Shorosh di Inggris, khususnya pada rekaman video momen ini.
Ya! Hampir semua orang bertuhan, di manapun di belahan bumi ini, dengan bahasanya sendiri-sendiri, secara naluriah akan bereaksi serupa seperti Tomas ketika diperlihatkan padanya hal-hal luar biasa yang membentur nalarnya, apalagi jika itu dianggapnya sebagai bukti kekuasaan Allah!
Dan entah sejak kapan tapi sampai sekarang; ekspresi seperti ini lazim dikenal oleh "English speaking people" dengan singkatan OMG!
Sampe di sini, perhatikan lagi TANTANGAN dik Sukirman yang GM quote dengan huruf tebal di atas; "Bisa bantah Gus Mendem?"
Seperti sudah ditulis sejak awal, ini cakep dan GM suka.
Kenapa?
Karena argumen ini memiliki dua potensi yang sama besarnya, yakni mematahkan TS-GM sampai berkeping-keping, atau justru sebaliknya!
Tapi karena masih setengah mateng, nyuwun sewu, rasanya belum waktunya untuk langsung dibantah.
Cerita kita di lapak ini akan tambah menarik - khususnya bagi para pencari kebenaran yang mengharapkan bergulirnya dialog elegan - jika argumen diatas disajikan tuntas sehingga betul-betul "full loaded" untuk menghadirkan kekuatannya sebagai sebuah produk apologetika kristen yang berbobot.
Jadi, buat dik Sukirman,
Tolong lanjutkan cerita dari Yohanes 20:27-29 di atas sampai selesai dengan dukungan sebanyak-banyaknya bukti terkait berdasarkan ayat-ayat alkitab yang valid untuk menjelaskan dua hal ini saja:
- Setelah peristiwa Tomas menyebut kata "OH MY GOD!" di hadapan 10 sahabatnya sesama murid Yesus tsb, apakah kemudian dia, atau salahsatu, atau seluruh murid-murid Yesus menganggap Yesus sebagai "GOD" betulan, untuk selanjutnya menyembah sang guru sebagaimana hari ini kalian menuhankan dan menyembah guru mereka?
- Apakah Yohanes, orang yang namanya dinisbatkan pada injil Yohanes dan menulis secara detail percakapan dalam Yohanes 20: 27-29 tsb adalah saksi mata yang ikut menyaksikan sendiri peristiwa di mana Tomas berkata "OH MY GOD!" tadi?
SEKEDAR CATATAN
- Kita sama-sama tau bahwa sampai hari ini autentikasi penulis injil Yohanes yang konon katanya adalah Yohanes putra Zebedeus masih menjadi perdebatan seru di antara para sarjana alkitab di seluruh dunia, dan ironisnya lebih banyak yang meragukannya ketimbang yang mendukung - tapi cuma dengan argumen ngambang - semisal; diperkirakan, diduga, lebih cocok, kemungkinan besar, dll serupa itu, sementara satu-satunya clue yang menyebutkan penulis injil Yohanes adalah murid yang dikasihi Yesus tidak sepenuhnya klop ditujukan untuk Yohanes!
- Alkitab sendiri menyebutkan bahwa murid yang dikasihi Yesus adalah Lazarus, sementara injil apokripa yang disebut-sebut sebagai injil Filipus memberikan informasi yang lebih masuk akal, yakni bahwa yang patut dianggap sebagai murid yang dikasihi oleh Yesus adalah Maria Magdalena, perempuan cantik yang senantiasa berada di samping Yesus dan seringkali dicium oleh Yesus, khususnya di mulut!
Monggo, Silahken!
Baik, kita persingkat saja!
Dalam terjemah bebas bahasa kita sehari-hari, kira-kira Yesus menegaskan kepada Tomas begini:
RESPONS KEDUA
Re-Quote:
Begini ya Mas Gus Mendem yg terhormat.. perkataan itu kan diucapkan Tomas kepada Yesus ketika Yesus menampakkan diriNya yg kedua kali kepada semua murid2 Yesus dalam satu ruangan yg terkunci rapat...
Ketika itu Yesus mempersilahkan Tomas yg tidak percaya bahwa Yesus telah bangkit dari kematian, untuk menaruhkan jarinya ke tangan Yesus bekas dipaku di salib, dan mencucukkan sekalian jarinya ke lambung Yesus yg tertembus tombak Prajurit Romawi...
Tomas tidak sanggup menyambut tantangan itu, melainkan segera mengakui Yesus yg hidup sebagai Tuhannya dan Allahnya.. !!
Jadi di sini tidak ada sama sekali kondisi kaget buat Tomas yg menjadikannya latah ...
Atas pengakuan ini Mas berdalih mengatakan bahwa itu bukanlah pengakuan, melainkan hanyalah seruan kaget (aklamasi) seperti halnya "Oh, My God !"
Ini pendalihan yg kurang bisa saya hormati (maaf)..., karena sesungguhnya Mas tau bahwa seruan "Oh, My God" justru tidak pernah tercatat sebagai suatu tradisi Yahudi Purba yg begitu mengkuduskan nama Allah...
Justru aklamasi "OMG" itu dalam bahasa Inggris... Muncul di Barat belakangan hari sebagai akibat dari sumber2 yg tersedia dalam Alkitab..
Disamping itu Mas juga sesungguhnya tau tetapi sengaja tidak menyentuh bagian dimana reaksi Yesus sebegitu menerima pengakuan dari Tomas ini..
Saya ulangi..
Yohanes 20:29 (TB)
Kata Yesus kepadanya: "Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat, namun percaya."
Apakah Mas masih beranggapan bahwa seruan "Ya, Tuhanku dan Allahku" sama dengan "Oh My God" ?
Di sini tampak bahwa Yesus mengidentikkan seruan Tomas itu sebagai SERUAN KEPERCAYAAN, yg dihasilkan oleh apa yg dilihat Tomas.. jadi bukan suatu seruan kaget: "Ya, Allah..!"
Lalu mengenai permintaan Mas adanya bukti murid2 lain setelah peristiwa itu yg beranggapan sama seperti Tomas bahwa Yesus adalah Tuhan dan Allah Mereka bisa kita sinyalir sekilas melalui adanya tindakan penyembahan mereka ketika Yesus naik ke Surga..
Lukas 24:50-52 (TB)
Lalu Yesus membawa mereka ke luar kota sampai dekat Betania. Di situ Ia mengangkat tangan-Nya dan memberkati mereka.
Dan ketika Ia sedang memberkati mereka, Ia berpisah dari mereka dan terangkat ke sorga.
Mereka sujud menyembah kepada-Nya, lalu mereka pulang ke Yerusalem dengan sangat bersukacita.
Dan terakhir...
Mengenai keotentikan penulis Injil Yohanes adalah Rasul Yohanes sendiri memang saya akui agak sulit membuktikannya kepada Mas.. namun setidaknya hal tersebut sudah dipercayai pada masa Irenaeus 150 M, orang2 mengakui bahwa Injil ini ditulis oleh Rasul Yohanes.. dan tidaklah mudah memastikan sejarah Yohanes sebelum Irenaeus..
Ok itu saja bantahan2 saya.. silahkan..
TANGGAPAN KEDUA
Bagaimanapun harus diakui bahwa GM menghargai respons dan sportifitas dik Sukirman untuk menuntaskan argumennya sebelum ini, sehingga sekarang kita punya satu set argumen komplit yang tentunya patut dianggap dan dipercaya sebagai argumen sangat berdasar untuk mematahkan TS-GM di atas.
Baik, kita persingkat saja!
Karena tantangan buat GM adalah seperti sudah ditulis sejak awal, "Bisa bantah Gus Mendem?, maka selanjutnya kita hanya akan fokus pada bantahannya saja.
Begini:
Untuk mengetahui secara detail kisah Tomas yang kagetan ini, sebenarnya kita harus membaca satu perikop penuh Yohanes 20:1-31. Tapi karena sudah sama-sama tau, maka cukup kita cermati lima ayat terkait saja, yaitu Yohanes 20:24-29.
BANTAHAN PERTAMA
Dalam ayat 24 diceritakan bahwa Tomas yang kebetulan tidak bersama sahabat-sahabatnya ketika untuk pertama kalinya Yesus "menampakkan diri" kepada murid-muridnya, menolak percaya cerita sahabat-sahabatnya bahwa mereka telah bertemu dengan sang guru. Ini sangat bisa dimaklumi, sebab seperti dikisahkan dalam Markus 14:50 & Matius 26:56; Tomas dan semua murid Yesus memilih lari tunggang langgang menjauhi Taman Getsemani guna menyelamatkan diri masing-masing, ketimbang menolong sang guru yang akhirnya digelandang oleh Pasukan Garnisun Romawi dari tempat persembunyian mereka untuk selanjutnya menjalani prosesi apa yang diduga sebagai peristiwa penyaliban Yesus. Sama seperti murid-murid yang lain, dalam pelarian mereka, Tomas juga tidak menyaksikan peristiwa penyaliban tsb, sehingga apa yang kemudian mereka ketahui cuma berdasarkan "kabar burung" yang beredar bahwa Yesus, guru mereka, mati disalib!
Jadi, Tomas lebih percaya pada "kabar burung" yang didengarnya ketimbang cerita sahabat-sahabatnya sendiri. Sama seperti dalam cerita Lukas 24:36 di mana ketika didatangi oleh Yesus setelah beredarnya kabar burung tentang penyalibannya, sahabat-sahabatnya mengira tengah melihat Hantu, diam-diam sebenarnya Tomas juga mengira yang diceritakan oleh sahabat-sahabatnya itu bukan sang guru, tapi memang benar-benar hantu!
Itu sebabnya kenapa ia berkeras baru akan percaya bahwa Yesus masih hidup jika melihat dengan mata kepalanya sendiri kehadiran sang guru di hadapannya dan menyentuh dengan tangannya sendiri tubuh Yesus untuk memastikan bahwa yang diceritakan oleh sahabat-sahabatnya itu memang benar-benar Yesus yang masih hidup, alias bukan hantu!
Kesempatan itu datang seminggu kemudian, saat mana Tomas sedang berumpul bersama sahabat-sahabatnya, tiba-tiba saja Yesus muncul di tengah-tengah mereka dan langsung menyuruhnya untuk melakukan apa yang ingin dilakukannya untuk membuktikan bahwa sang guru masih hidup (baca: mencolok dengan tangannya sendiri bekas-bekas luka di tubuh Yesus).
Tidak dijelaskan apakah kemudian Tomas benar-benar melaksanakan perintah gurunya tsb atau tidak, tapi yang pasti, menyaksikan kehadiran sang guru di tengah-tengah mereka dan mendengar sendiri suara sang guru yang sangat dikenalnya itu berkata-kata padanya benar-benar membuatnya terkesima, soak, tidak tau harus berbuat apa kecuali takjub penuh syukur sehingga tanpa disadarinya ia pun bergumam, "Ya, Tuanku" (ternyata engkau masih hidup), dan "Ya Allahku" (terima kasih atas karuniamu yang sangat besar kepada kami).
Bayangkanlah sendiri jika kita berada dalam posisi Tomas, apakah reaksi kita akan berbeda jauh dibandingkan dengan reaksi Tomas seperti di atas?
Nah, dari illustrasi logik Yohanes 20:24-28 ini, maka ucapan Yesus dalam Yohanes 20:29 pun tentu saja tidak dapat diartikan lain kecuali sebagai respons langsung atas segala perkataan dan keinginan Tomas seperti tercatat dalam Yohanes 20:25!
Dalam terjemah bebas bahasa kita sehari-hari, kira-kira Yesus menegaskan kepada Tomas begini:
Setelah melihat dengan mata kepala sendiri, sekarang engkau percaya bahwa aku masih hidup, bukan? Makanya engkau harus bersyukur, sebab yang tidak melihatku saja bisa percaya bahwa aku masih hidup, bagaimana mungkin justru engkau, sahabatku sendiri, malah tidak percaya?
BANTAHAN KEDUA
Sepakat! Memang benar dalam tradisi keagamaan umat Yahudi ada larangan menyebut nama Tuhan secara sembarangan (lihat Keluaran 20:7). Dan sebagai keturunan Yahudi, tentu saja sejak kecil Tomas mengetahui dan mematuhi larangan ini. Jadi, agak ganjil rasanya membaca cerita pengarang injil Yohanes yang menggambarkan keadaan di mana Tomas demikian lancang melanggar larangan tsb yang dia sendiri tau akan menyebabkan dirinya berdosa besar, demikian pula Yesus, yang dalam konteks ini sebagai guru, tapi sama sekali tidak menegurnya.
Timbul pertanyaan serius, benarkah Tomas memang mengucapkan kalimat, "Ya Tuanku, dan Allahku" seperti tercatat dalam Yohanes 20:28, atau sebenarnya kata lain dalam bahasa Ibrani yang sudah tidak mungkin lagi diketahui secara pasti mengingat demikian berlapisnya proses terjemaham kitab Bible dari bukan bahasa aslinya Yunani ke berbagai bahasa lain di dunia.
Artinya, sekalipun coba ditelusuri lewat codex ini atau codex itu, tetap saja sudah tidak dapat dipastikan lagi karena baik injil-injil kanon maupun semua codexnya - sebut saja misalnya codex sinaiticus - ditulis antara 50 s.d 350 tahun setelah peristiwa yang diceritakan oleh pengarang injil Yohanes tsb terjadi.
Tapi karena yang tertulis dalam berbagai terjemahannya sudah demikian, maka mari kita ikuti saja maunya sang pengarang!
Seperti sudah disinggung sebelumnya, terlepas apapun kebangsaannya, reaksi naluriah rata-rata orang bertuhan jika dihadapkan pada situasi seperti yang dialami oleh Tomas biasanya tanpa sadar akan mengucapkan kata-kata semisal, "Ya Allah, Ya, Tuhanku!", atau "Oh, my GOD!", atau kata lain serupa itu, maka demikian pula halnya dengan bangsa Yahudi. Hanya saja karena mereka terikat, dan mengikatkan diri, pada seluruh ketentuan hukum Tuhan dalam kitab Taurat, maka untuk tetap menghormati dan mematuhi larangan seperti tertulis dalam Keluaran 20:7 tadi, sejak kanak-kanak mereka sudah dibiasakan untuk mengucapkan kata atau kalimat lain guna mengekspresikan perasaan yang sama artinya dengan OMG! Dan kata yang paling populer adalah "Hashem Yishmor!" (silahkan pelajari sendiri penjelasan panjang lebarnya dari berbagai literatur Yahudi yang tersedia di ranah publik, atau cermati penjelasan ringkasnya di sini atau di sini).
Artinya, anggapan sementara orang bahwa mustahil umat Yahudi mengucapkan kata semisal "Ya Allah, Ya, Tuhanku!", atau "Oh, my GOD!" memang ada benarnya. Tapi bukan berarti bahwa mereka tidak dapat mengekspresikan perasaan takjub dan takzim kepada Tuhan dengan menggunakan kata lain yang maksudnya persis sama dengan OMG!
BANTAHAN KETIGA
Lukas 24:50-52. sebagai dalil pembenar untuk menjawab pertanyaan konfirmasi apakah setelah peristiwa Tomas mengucapkan kata "Oh, My GOD" (pengarang Yohanes 20:28 menuliskan redaksinya dalam format yang asing bagi umumnya penutur bahasa-bahasa semitik; "Ya Tuhanku dan Allahku!") di hadapan Yesus lantas Tomas sendiri, atau salahsatu murid Yesus, atau seluruh murid beliau menganggap sang guru sebagai Tuhan dan selanjutnya menyembahnya sebagaimana yang dilakukan oleh umat Kristen sekarang ini, tidak dapat diterima.
Penelusuran ke dalam Bibel menunjukkan bahwa sekalipun Yesus sudah tidak bersama mereka lagi, hampir 30 tahun lamanya murid-murid beliau tetap melaksanakan perintah sang guru untuk mewartakan injil ke seluruh wilayah permukiman bangsa Israel dengan pesan utama, "shema Yisrael" sebagaimana yang diajarkan oleh Yesus sendiri dan tercatat dalam Markus 12:29:
Perhatikan kalimat "Tuhan Allah Kita" dan kata "esa" dalam seruan Yesus yang juga merupakan seruan yang sama dari murid-murid beliau kepada seluruh bangsa Israel. Kata "kita" dalam kalimat tsb sangat jelas menunjukkan bahwa kedudukan Yesus dan murid-murid beliau, termasuk kedudukan seluruh bangsa Israel yang mereka seru, adalah sama. Yakni sama-sama hamba yang harus mendengarkan - dan tentu saja mematuhi - segala kehendak Allah yang dinyatakan oleh Yesus sebagai "Tuhan Kita Yang Esa", alias sebagai satu-satunya Tuhan bagi seluruh bangsa Israel di mana Yesus sendiri termasuk di dalamnya!
Siapapun yang merasa tidak sependapat dengan seruan tsb boleh mengganti sebutan Allah dalam teks terjemah Indonesia di atas dengan kata atau nama lain yang dianggap lebih benar, namun hal itu sama sekali tidak akan merobah arti dari seruan sekaligus pengakuan Yesus sendiri bahwa beliau bukan Allah, tapi hamba Allah yang diutus untuk menyeru bangsa Israel agar menyembah Allah !
Seluruh murid Yesus yang berjalan berdampingan bersama beliau selama 3,5 tahun tentu mengetahui lebih banyak hal tentang guru mereka dibandingkan dengan kita semua. Itu sebabnya kenapa di dalam injil-injil kanonik tidak pernah kita temukan informasi dari mereka, bahkan sekedar indikasi sekalipun, bahwa ada di antara murid-murid Yesus yang menuhankan dan menyembah sang guru. Sampai semua murid-murid Yesus tutup usia, tidak pernah ditemukan bukti-bukti yang meyakinkan bahwa ada di antara mereka yang menuhankan Yesus seperti halnya umat kristen sekarang ini.
Keterangan para Bapa Gereja awal yang menyatakan bahwa semua tulisan pengarang Bible - termasuk pengarang injil-injil kanonik - diilhami oleh Roh Kudus juga sama tertolaknya; sebab di dalam Bible sendiri tidak pernah ditemui keterangan yang sama, baik yang dinyatakan oleh para pengarang dimaksud, apalagi pernyataan dari Roh Kudus yang dicatat oleh para pengarang Bible!
BANTAHAN KEEMPAT
Tentang siapa sebenarnya pengarang injil Yohanes, khususnya yang berkisah dalam Yohanes 20 di atas, sama-sama kita ketahui sangat sulit untuk dipastikan, bukan hanya sebelum masa Iranaeus (150M) saja, tapi bahkan sampai sekarang, karena terbukti bahwa sampai hari ini pun para sarjana alkitab di seluruh dunia masih saling silang pendapat tentangnya!
Dalam konteks ucapan Tomas pada Yohanes 20:28 yang oleh umat Kristen dijadikan sebagai salahsatu dalil pembenar ketuhanan Yesus, nyatanya autentisitas sang pengarang ini meninggalkan beberapa pertanyaan serius yang sangat prinsipil dan berakhir di jalan buntu.
Tidak ada otoritas gereja manapun yang dapat membuktikan secara pasti bahwa sang pengarang berada di tempat kejadian dan merupakan salahsatu saksi mata peristiwa dramatis pertemuan antara Tomas dan Yesus seperti yang diceritakannya sendiri itu. Hal ini, sekali lagi, membawa kita kembali ke pernyataan pengarang injil Lukas dalam Lukas 1:1-4, bahwa apa yang kita baca dalam Yohanes 20: 24-29 sebenarnya hanyalah cerita berdasarkan kabar burung, atau lebih buruk lagi; cuma hasil imajinasi sang pengarang saja!
Jawaban logiknya adalah karena peristiwa kenaikan Yesus ke sorga versi Paulus, Markus, dan Lukas itu memang tidak pernah terjadi!
Bukan hanya itu, Yesus yang dipercaya oleh umumnya umat kristen pernah mati di tiang salib dan bangkit dari kematian juga tidak pernah terjadi!
Silahkan dicermati lagi semua links yang GM tautkan dalam cerita kita di atas. Bila dirasa masih ada yang perlu diperdebatkan lebih jauh, monggo dilanjut lewat pilihan kolom komentar yang disediakan oleh facebook atau oleh blogger di bawah ini.
Demikian.
Salam bagi umat yang mengikuti petunjuk!
[GM | Menyibak Tabir Di Balik Doktrin Kristen]
Penelusuran ke dalam Bibel menunjukkan bahwa sekalipun Yesus sudah tidak bersama mereka lagi, hampir 30 tahun lamanya murid-murid beliau tetap melaksanakan perintah sang guru untuk mewartakan injil ke seluruh wilayah permukiman bangsa Israel dengan pesan utama, "shema Yisrael" sebagaimana yang diajarkan oleh Yesus sendiri dan tercatat dalam Markus 12:29:
Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.
Perhatikan kalimat "Tuhan Allah Kita" dan kata "esa" dalam seruan Yesus yang juga merupakan seruan yang sama dari murid-murid beliau kepada seluruh bangsa Israel. Kata "kita" dalam kalimat tsb sangat jelas menunjukkan bahwa kedudukan Yesus dan murid-murid beliau, termasuk kedudukan seluruh bangsa Israel yang mereka seru, adalah sama. Yakni sama-sama hamba yang harus mendengarkan - dan tentu saja mematuhi - segala kehendak Allah yang dinyatakan oleh Yesus sebagai "Tuhan Kita Yang Esa", alias sebagai satu-satunya Tuhan bagi seluruh bangsa Israel di mana Yesus sendiri termasuk di dalamnya!
Siapapun yang merasa tidak sependapat dengan seruan tsb boleh mengganti sebutan Allah dalam teks terjemah Indonesia di atas dengan kata atau nama lain yang dianggap lebih benar, namun hal itu sama sekali tidak akan merobah arti dari seruan sekaligus pengakuan Yesus sendiri bahwa beliau bukan Allah, tapi hamba Allah yang diutus untuk menyeru bangsa Israel agar menyembah Allah !
Seluruh murid Yesus yang berjalan berdampingan bersama beliau selama 3,5 tahun tentu mengetahui lebih banyak hal tentang guru mereka dibandingkan dengan kita semua. Itu sebabnya kenapa di dalam injil-injil kanonik tidak pernah kita temukan informasi dari mereka, bahkan sekedar indikasi sekalipun, bahwa ada di antara murid-murid Yesus yang menuhankan dan menyembah sang guru. Sampai semua murid-murid Yesus tutup usia, tidak pernah ditemukan bukti-bukti yang meyakinkan bahwa ada di antara mereka yang menuhankan Yesus seperti halnya umat kristen sekarang ini.
Jadi, cerita pengarang injil Lukas dalam Lukas 24:50-52 yang menyebutkan bahwa, konon katanya, sesaat setelah Yesus terangkat ke sorga semua murid-murid Yesus sujud menyembahnya, sangat diragukan kebenarannya. Sebab seperti pengakuan sang pengarang sendiri dalam Lukas 1:1-4, apa yang dia tulis dalam bukunya itu sepenuhnya berasal dari hasil nguping kanan kiri, alias cuma kabar burung!
Bagaimana mungkin dia dapat mengisahkan secara detil gossip tentang kenaikan Yesus ke sorga, padahal dia sendiri tidak berada di lokasi kejadian sebagai saksi mata peristiwa mahadahsyat tsb?
Keterangan para Bapa Gereja awal yang menyatakan bahwa semua tulisan pengarang Bible - termasuk pengarang injil-injil kanonik - diilhami oleh Roh Kudus juga sama tertolaknya; sebab di dalam Bible sendiri tidak pernah ditemui keterangan yang sama, baik yang dinyatakan oleh para pengarang dimaksud, apalagi pernyataan dari Roh Kudus yang dicatat oleh para pengarang Bible!
BANTAHAN KEEMPAT
Tentang siapa sebenarnya pengarang injil Yohanes, khususnya yang berkisah dalam Yohanes 20 di atas, sama-sama kita ketahui sangat sulit untuk dipastikan, bukan hanya sebelum masa Iranaeus (150M) saja, tapi bahkan sampai sekarang, karena terbukti bahwa sampai hari ini pun para sarjana alkitab di seluruh dunia masih saling silang pendapat tentangnya!
Dalam konteks ucapan Tomas pada Yohanes 20:28 yang oleh umat Kristen dijadikan sebagai salahsatu dalil pembenar ketuhanan Yesus, nyatanya autentisitas sang pengarang ini meninggalkan beberapa pertanyaan serius yang sangat prinsipil dan berakhir di jalan buntu.
Tidak ada otoritas gereja manapun yang dapat membuktikan secara pasti bahwa sang pengarang berada di tempat kejadian dan merupakan salahsatu saksi mata peristiwa dramatis pertemuan antara Tomas dan Yesus seperti yang diceritakannya sendiri itu. Hal ini, sekali lagi, membawa kita kembali ke pernyataan pengarang injil Lukas dalam Lukas 1:1-4, bahwa apa yang kita baca dalam Yohanes 20: 24-29 sebenarnya hanyalah cerita berdasarkan kabar burung, atau lebih buruk lagi; cuma hasil imajinasi sang pengarang saja!
Hal luar biasa aneh yang sama tidak terjawabnya adalah, jika dia dapat bertutur secara detail tentang Yesus setelah "bangkit dari antara orang mati", berbincang dengan Maria Magdalena, bertemu dengan murid-muridnya dll, kenapa pengarang ini tidak melanjutkan ceritanya sampai ke peristiwa kenaikan Yesus ke sorga seperti yang dikisahkan secara sangat ceroboh oleh Paulus dan pengarang injil Markus maupun pengarang injil Lukas?
Jawaban logiknya adalah karena peristiwa kenaikan Yesus ke sorga versi Paulus, Markus, dan Lukas itu memang tidak pernah terjadi!
Bukan hanya itu, Yesus yang dipercaya oleh umumnya umat kristen pernah mati di tiang salib dan bangkit dari kematian juga tidak pernah terjadi!
Silahkan dicermati lagi semua links yang GM tautkan dalam cerita kita di atas. Bila dirasa masih ada yang perlu diperdebatkan lebih jauh, monggo dilanjut lewat pilihan kolom komentar yang disediakan oleh facebook atau oleh blogger di bawah ini.
Demikian.
Salam bagi umat yang mengikuti petunjuk!
[GM | Menyibak Tabir Di Balik Doktrin Kristen]
Bagaimana pendapat anda tentang artikel ini?
1 Komentar
Gus Mendem
BalasHapusSaya sungguh bingung bagaimana membantah bantahan Mas yg mempertanyakan identitas penulis Injil Yohanes disertai keraguan dari apa yg sudah tertulis di dalam nats2 Kitab Suci Agama Kristen khususnya ayat2 Injil Yohanes yg kita jadikan pembahasan..
Bagaimana mungkin bantahan ini bisa saya lanjutkan bila Mas menafikan tulisan2 yg ada di dalam Alkitab sendiri ?
Kalau saya mengutipnya dari Kitab Wedha ataupun Kitab Suci agama lain utk membela iman Kristen saya, maka kebingungan ini tidak perlu terjadi dalam diri saya... lah ini kan ayat2 Alkitab yg saya jadikan hujjah.. kok malah dianggap tidak sahih ? Piye toh Mas ? Bingung aku...
Menjadi pertanyaan.. bukankah apa yg Mas lakukan ini tidaklah fair secara akademis debat ?
Kalau mau membantah ya bantah dong logika lawan debat... bukan malah meragukan sumber yg dimiliki lawan debat.. apalagi dalam debat agama.. kita berpegang teguh atas apa yg tertulis di masing2 nats Kitab Suci yg kita imani..
Bagaimana mungkin perdebatan ini menjadi sesuatu yg adil bila di satu pihak diperbolehkan menyangsikan dan meragukan sumber yg dimiliki oleh lainnya.. yg mana sumber tsb adalah satu2nya sumber resmi yg seharusnya diakui bersama...
Tidak ada keharusan identitas penulis2 Alkitab terbukti secara detail siapa orangnya... karena pengkanonan yg dilakukan Bapa2 Gereja Awal mengutamakan isi dan Ide tulisan yg seragam... DARI BEGITU BANYAK PENULIS2 YG DI PILIH...
Tidak seperti pemushafan Alquran yg sumbernya berasal dari 1 orang yaitu Muhammad..
Contoh kecilnya.. bagaimana mungkin saya bisa membantah bantahan Mas mengenai apa yg diucapkan Tomas yg Mas anggap memiliki 3 kemungkinan berdasarkan keraguan Mas terhadap apa yg sudah tertulis di ayat tsb..
01. Tomas kaget lalu bilang "OMG" (padahal cukup panjang kalimat Yesus "menantang" Tomas SEBELUM Tomas berkata "OMG".. dan ini bukti kalau Tomas bukannya DIKAGETIN HINGGA LATAH..)
02. Tomas berkata "Ya tuanku... "(terimakasih) Allahku.. (ini semakin mengada-ada... sudah di tahap pendongengan..
03. Tomas bukan berkata "Ya, Tuhanku Ya, Allahku" melainkan istilah lain yg konotasinya sama dengan "OMG"
Bisa Mas lihat bahwa bantahan Mas sendiri begitu bercabang utk hal yg sama.. dikarenakan diperbolehkannya Mas meragukan apa2 yg sudah tertulis nyata di ayat tsb..
Bagaimana saya membantah hal2 absurd seperti ini ?
Saya merasa tidak berada di tempat yg sejajar saat membahas topik ini dengan Mas.. dan saya rasa bantahan ini saya cukupkan sampai di sini saja.. terima kasih utk waktunya...