Arti Nubuat dalam Teologi Kristen



Dalam bahasa paling sederhana, nubuat (bahasa Inggris: prophecy) artinya adalah menyatakan lebih dahulu peristiwa-peristiwa yang belum, tapi akan terjadi. Biasanya disampaikan melalui perantaraan seorang nabi.

Sedangkan orang yang mendapat anugerah dari Allah untuk melihat peristiwa-peristiwa yang belum terjadi lalu menyampaikannya kepada orang lain tsb, boleh mengaku atau diakui sebagai seorang nabi.

Jadi, nubuat berkaitan sangat erat dengan seorang nabi, karena memang hanya para nabi saja yang bernubuat. Itu sebabnya kenapa gelar orang yang bernubuat adalah nabi, karena asal kata nubuat itu sendiri adalah nabi (definisi versi "mengacaukan nalar" kristen)

Lalu, apa arti nubuat bagi kebanyakan pengikut Paulus?
Begini: bagi umat ini kata "nubuat" selalu dan selamanya dimaksudkan sebagai apa yang tetulis dalam kitab umat Yahudi (yang mereka serobot kemudian mereka bundel ke dalam kitab mereka lalu diberi nama Perjanjian Lama), khususnya tulisan nabi Yesaya yang dihubung-hubungkan dengan apa yang tertulis dalam injil-injil kanonik (hasil karangan para penulis yang tidak jelas identitasnya tapi disebut-sebut bernama: Markus, Matius, Lukas, dan Yohanes dalam bundel lain kitab mereka yang diberi nama Perjanjian Baru).

Nah, sampai di sini, cermatilah baik-baik fakta berikut ini dengan benar-benar menggunakan akal sehat!

Nabi Yesaya bin Amos, sebagai contoh; yang hidup pada jaman raja-raja Yehuda dinasti Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia, yakni antara tahun 700-800 SM, menulis kalimat berikut ini dalam salahsatu lembaran kitabnya:
"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai." (Yesaya 9: 6)
Sesuai dengan arti nubuat, ayat di atas ini tidak berbicara tentang peristiwa kelahiran yang akan terjadi di masa depan, tapi justru dengan sangat tegas menyebut kata "telah lahir" yang menjelaskan dengan sendirinya bahwa peristiwa tsb sudah terjadi! 

Lalu, sekitar 700 tahun kemudian, di desa kecil bernama Nazaret dekat Judea lahirlah seorang nabi Allah bernama Isa Almasih yang di kemudian hari menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mewartakan "kabar baik" dari Allah khusus kepada bangsa Israel di seputaran kota Jerusalem sampai usianya mencapai 33 tahun, saat mana secara ajaib dia menghilang dari tengah-tengah umat yang mempercayainya sebagai seorang nabi.

Pada masa kerasulannya, nabi Allah yang sejak lahir diberi nama Isa Ibn Maryam oleh ibundanya ini dikenal oleh bangsa Romawi dan Yunani sebagai "manusia ajaib" yang entah bagaimana ceritanya, kemudian mereka beri nama baru sebagai Yesus Kristus.

Karena keajaibannya -- yang sebetulnya tidak perlu diherankan karena semua nabi Allah sudah pasti ajaib -- sekelompok orang yang dekat dengan penguasa Romawi yang kala itu menjajah negeri mereka, percaya bahwa nabi Yesus adalah putra Allah, bahkan saking besarnya kekaguman orang-orang ini pada keajaiban sang nabi, mereka pun meyakini bahwa sang nabi adalah Allah itu sendiri!

Celakanya, pemahaman yang 100% berbasis pagan ini -- yang percaya bahwa Tuhan mempunyai anak dan Istri -- kemudian mereka paksakan kepada semua orang di negeri-negeri jajahan bangsa Romawi masa itu, sehingga tentu saja menimbulkan pertentangan keras di antara orang-orang yang dengan sangat tegas menolak ide sinting itu dengan orang-orang yang percaya begitu saja!

Akibatnya terjadilah konflik berkepanjangan yang mengakibatkan terpecahnya pengikut sang nabi menjadi dua golongan besar, yakni mereka yang percaya bahwa Yesus adalah tuhan, dan golongan yang tetap berpegang teguh pada ajaran keimanan dari sang nabi bahwa Yesus adalah nabi Allah.

Untuk menyelesaikan konflik berkepanjangan ini, akhirnya pada tahun 325M golongan yang menuhankan Yesus dan kebetulan dekat dengan penguasa Romawi tadi, merekayasa sebuah konsili atas nama Imperium Romawi yang ketika itu di bawah pemerintahan Kaisar Konstatin, agar selanjutnya atas nama penguasa secara resmi menetapkan bahwa Yesus adalah tuhan!

Sementara itu, entah kapan persisnya, tapi dibuat seolah-olah hasil kerja tahun 50-60 Masehi, yakni pada masa berlangsungnya pertikaian antara golongan yang mengakui dan tidak mengakui Yesus sebagai tuhan tadi, atau sekitar 30 tahun setelah secara ajaib nabi Yesus menghilang dari Jerusalem, atau CATAT INI: lebih kurang 7-8 abad setelah nabi Yesaya menuliskan kalimat dalam Yesaya 9:6 di atas; seseorang yang disebut-sebut sebagai Lukas yang namanya kemudian dinisbatkan sebagai nama salahsartu dari empat injil kanonik dalam Bible menulis begini:
"Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud." (Lukas 2:11)
Perhatikan "cocokologi" ayat Lukas tsb dengan ayat Yesaya ini: 
"Sebab seorang anak telah lahir untuk kita, seorang putera telah diberikan untuk kita; lambang pemerintahan ada di atas bahunya, dan namanya disebutkan orang: Penasihat Ajaib, Allah yang Perkasa, Bapa yang Kekal, Raja Damai." (Yesaya 9: 6)
Mudah dipahami bahwa ide menuliskan kalimat nyeleneh Lukas ini sebenarnya berasal dari hasil kerja kelompok orang-orang yang meyakini Yesus sebagai tuhan tadi melalui penelitian mereka ke dalam kitab-kitab umat Yahudi yang seenaknya mereka comot, lalu mereka klaim sebagai kitab Perjanjian Lama dalam kitab mereka.

Tujuan penulisan Lukas 2:11 itu juga mudah dipahami, yakni untuk meyakinkan pembacanya bahwa kelahiran nabi Yesus yang kala itu sudah menghilang entah ke mana, sebenarnya sudah dinubuatkan oleh nabi Yesaya sebagai kelahiran "seorang" tuhan!

Padahal antara tulisan nabi Yesaya dalam Yesaya 9: 6 dengan tulisan entah siapa dalam Lukas 2: 11 ini sebetulnya tidak ada hubungannya sama sekali!

Kenapa?
Karena dalam pembukaan kitabnya, nabi Yesaya sendiri sudah lebih dulu menjelaskan bahwa segala yang tertulis dalam kitabnya adalah peristiwa-peristiwa yang sepenuhnya terjadi pada masa raja-raja Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia memimpin Yudea, atau menurut catatan sejarah sekitar 700-800 tahun sebelum nabi Yesus lahir.

Perhatikan huruf KAPITAL pada ayat pertama kitab Yesaya ini:
"Penglihatan yang TELAH DILIHAT Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan Yerusalem DALAM ZAMAN Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia, raja-raja Yehuda." (Yesaya 1;1)
Sangat jelas tertulis "telah dilihat" yang artinya sudah terjadi, dan terjadinya pada, atau "dalam jaman" raja-raja Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia, memimpin Yudea."

Cocokologi di atas akan semakin jelas terlihat sebagai 100% kelanjutan dari Comotolgi para editor alkitab dari Perjanjian Lama jika kita perhatikan pula ayat-ayat pembuka injil Lukas ini:
"Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita, seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman. Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu, supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar." (Lukas 1;1-4)
Ayat-ayat pertama dalam injil Lukas ini patut diduga kuat ditujukan pada seorang bangsawan Romawi pada jaman pendudukan Imperium Romawi atas tanah Judea, dan secara keseluruhan dapat diartikan sebagai pengakuan bahwa segala yang ditulis oleh pengarang injil Lukas ini bersumber dari hasil nguping kabar burung dari kanan kiri. Sedangkan selebihnya hanya hasil karangan belaka!

Dalam telaah lebih lanjut, kita akan menemukan banyak sekali tulisan Lukas yang kontradiktif atau menyimpang jauh dari tulisan dalam tiga injil kanonik lainnya dalam mengisahkan peristiwa yang sama, terutama dengan injil Markus dan Matius. Ini adalah bukti bahwa siapapun yang menggunakan nama Lukas dalam injil Lukas cuma pengarang cerita-cerita imajinatif belaka.

Sampai di sini, kita bisa melihat sendiri bahwa apa yang diklaim oleh pengikut Paulus dewasa ini sebagai nubuat -- khususnya tentang berbagai peristiwa yang lekat dengan Yesus Kristus -- sebetulnya cuma hasil karangan berbasis ilmu COMOTOLOGI ayat-ayat dalam Perjanjian Lama untuk diaplikasikan sebagai ilmu COCOKOLOGI dalam Perjanjian Baru.

Ada puluhan ayat-ayat jenis ini dalam Perjanjian Baru hasil kerja kolektif Markus, Matius, Lukas, Paulus, dan Yohanes yang membuktikan bahwa selama ini gereja telah merekayasa hubungan antara ayat-ayat dalam Peranjian Lama dengan ayat-ayat dalam Perjanjian Baru dengan metode COCOKOLOGI guna "membenarkan" ketidakbenaran doktrin-doktrin pokok kristen, terutama tentang ketuhanan Yesus!

Perhatikanlah, bagaimana anehnya tulisan dari masa 28 abad silam diothak-athik pada 20 abad silam, kemudian digathuk-gathukin menjadi satu kitab pada 16 abad silam -- kemudian diimani begitu saja dan dibela mati-matian pada abad ini -- tanpa pengetahuan yang cukup tentang perjalanan sejarahnya.


YA! Begitulah repotnya jika coba merekayasa akal-akalan sendiri yang diklaim sebagai firman Tuhan!

[Catatan Lama GM]


Bagaimana pendapat anda tentang artikel ini?
Reactions

Posting Komentar

0 Komentar