Siapakah Paulus menurut pengakuannya sendiri?

Kita intip sedikit saja dulu .....

Begini:
Ketika ditanya asalnya, Paulus menjawab sbb:
  • Dalam keterangannya kepada orang Romawi, Ia adalah orang Romawi. (KPR 16:37)
  • Dalam keterangannya kepada orang Yahudi, Ia adalah orang Yahudi. (KPR 22:2-3)
  • Dalam keterangannya kepada orang Parisi, Ia adalah orang Parisi. (KPR 23:6)
Menurut logika awam saja, bila seseorang memberikan dua keterangan, apalagi sampai tiga keterangan yang berbeda untuk sebuah pertanyaan yang sama, maka bisa dipastikan orang ini tentu sedang berdusta!
Paulus nampaknya menyadari betul dustanya ini, sehingga untuk mendapatkan pembenaran, maka di kemudian hari ia pun "mengajari" pengikut-pengikutnya untuk berbuat serupa sebagaimana dianjurkannya dalam salahsatu tulisannya:
"Demikianlah bagi orang Yahudi aku menjadi seperti orang Yahudi, supaya aku memenangkan orang-orang Yahudi. Bagi orang-orang yang hidup di bawah hukum Taurat aku menjadi seperti orang yang hidup di bawah hukum Taurat, sekalipun aku sendiri tidak hidup di bawah hukum Taurat, supaya aku dapat memenangkan mereka yang hidup di bawah hukum Taurat." (1Korintus 9:20).
Untuk ini ia membuat pernyataan "nyeleneh" sebagai justifikasi yang mengisyaratkan bahwa berdusta, apalagi demi kemuliaan Allah, tentunya, dan seharusnya, dibebaskan dari dosa!
"Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?" (Roma 3:7)
Watak Paulus telah kita kenal. Ia bukan saja ahli "putar-balik fakta" yang mengagumkan, tetapi juga seorang yang keras kepala. Dengan angkuhnya ia menulis tidak akan tunduk dan menghamba kepada siapa pun -- ini dapat diartikan termasuk kepada Yesus, bahkan kepada Allah -- dan begitulah katanya, bahwa segala sesuatu adalah halal baginya, termasuk tentu saja, berdusta dan menjungkir balikkan ajaran murni Yesus sesuka hatinya!
"Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun." (1Korintus 6:12)
Dustanya ini berlarut-larut terus, sehingga kemudian kita pergoki yang paling aneh, karena sudah demikian jelas tapi malah diyakini sebagai kebenaran oleh seluruh pengikutnya!
Ini tentang bagaimana ia merekayasa sebuah rangkian cerita bohong untuk menobatkan dirinya sendiri sebagai "rasul" Yesus dalam Kisah Para Rasul 9.
Dikisahkan dalam perjalanannya "berburu" pengikut Yesus ke Damaskus -- perlu diketahui bahwa sebelum merekayasa cerita bohongnya ini Paulus adalah pemburu manusia, khususnya pengikut sejati Yesus -- untuk dibantai layaknya hewan buruan karena kebenciannya kepada ajaran Yesus!
Bagi Yesus yang sejatinya adalah seorang nabi, adalah luar biasa aneh bila dikatakan memiliki seorang atau lebih rasul. Sebab menurut terminologi bahasa aslinya, Arab, kedudukan rasul lebih tinggi daripada nabi. Bukan sebaliknya!
Tapi, ah! Sudahlah!
Namanya juga ngarang?
Kita lanjutkan!
Pada waktu ia mengaku-ngaku menerima "panggilan Ilhami" tapi entah dari siapa yang kemudian dia sebut-sebut sebagai Tuhan, maka menurut keterangannya yang pertama, ia tidak melihat apa-apa. Akan tetapi pada keterangan berikutnya ia mengaku melihat cahaya.
Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku?" (KPR 9:4)
Dan hebatnya, Paulus sempat-sempatnya berpikir bahwa pembaca ceritanya akan percaya begitu saja bahwa ia benar-benar bertemu dengan Tuhan melalui pertanyaan yang sangat konyol, yakni, "Siapakah Engkau, Tuhan?" (KPR 9:5)
Ia bertanya, tapi sekaligus menjawab sendiri pertanyaannya sesuai dengan skenario yang berputar di dalam kepalanya! ðŸ˜›
Nah untuk mengukuhkan dustanya ini, iapun meperkuat cerita fiktifnya dengan illustrasi mbulet begini:
Berdasarkan ceritanya yang pertama, hanya ia seorang yang mendengar suara, sementara menurut ceritanya yang kedua, ia mengaku, "kami semuanya mendengar."
Menurut keterangannya yang pertama ia mengatakan bahwa hanya ia sendiri yang jatuh, namun menurut keterangan yang kedua ia mengatakan "kami semuanya rebah."
"Dan mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar." (KPR 22:9).
Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang. (KPR 26:14)
👉 Ia tidak melihat apa-apa, tetapi dapat menyaksikan dengan jelas kawan-kawannya berjatuhan
Tidakkah ini menarik? Apalagi jika anda tahu bahwa potongan-potongan kisah di atas merupakan bagian dari rangkaian cerita yang ditulisnya untuk meyakinkan anda bahwa ia telah didatangi oleh Ruh Yesus (padahal Yesus terangkat ke sorga lengkap dengan seluruh perangkat kedagingannya -- bukan sebagai ruh), dan mendengar suara Yesus sendiri yang bertitah, kemudian mengangkatnya menjadi seorang Rasul!
Di mana menariknya?
Perhatikanlah, bahwa meskipun saat peristiwa itu berlangsung, katanya ia sedang bersama beberapa orang lain, tapi tak seorang pun dari mereka yang ikut melihat, apalagi mendengar ucapan atau suara Yesus yang bertitah kepadanya. Artinya, tidak ada satu orang pun saksi mata yang patut dianggap kredibel untuk menguatkan pengakuannya telah bertemu dengan yang dia sebut sebagai Tuhan tadi!
Tapi pada kenyataannya, tidak sedikit pengikutnya yang mempercayai cerita fantasi itu sebagai sebuah keniscayaan. Padahal sesungguhnya semua yang diceritakanya itu adalah dellusi dari apa yang dialaminya ketika mengalami serangan epilepsi sebagaimana dijelaskan oleh para ahli syaraf di sini.

Hebat bukan?
Kendati demikian, karena Alkitab tidak mengatakan bagaimana dan kapan Paulus meninggal, sedikit sekali umat Kristen yang tahu bahwa pada akhirnya konon Paulus harus menerima kematian yang mengerikan, yakni menjalani hukum pancung yang ditjatuhkan oleh Kaisar Nero di sebuah altar di Tre Fontane Abbey.
Pada bulan Juni 2009, Paus Benediktus mengumumkan hasil penggalian makam Paulus di Basilika Santo Paulus di Luar Tembok. Sarkofagus itu sendiri tidak terbuka, namun diuji dengan upaya penyelidikan. Dan itu menunjukkan potongan-potongan kemenyan, kain ungu dan kain biru serta fragmen tulang kecil. Tulang itu bertanggal radiokarbon abad ke-1 hingga ke-2. Menurut Vatikan, ini tampaknya mengkonfirmasi tradisi makam milik Paulus.


[Sumber: Catatan lama GM]
Bagaimana pendapat anda tentang artikel ini?
Reactions

Posting Komentar

0 Komentar