APA FUNGSI TAURAT YAHUDI DALAM ALKITAB KRISTEN?
Kita semua sudah tau bahwa Bible, yang di Indonesia dinamai Alkitab - hasil mencomot kata dari Al-Quran - terbagi menjadi dua bagian utama, masing-masing dinamai PERJANJIAN LAMA dan PERJANJIAN BARU.
Tapi belum tentu semua tahu, termasuk laskar odong-odong Paulus sendiri yang setiap minggu menenteng-nenteng kitab ini ke gereja untuk mendengarkan pendeta atau pasturnya membacakan ayat-ayat indah penuh janji sorga, bahwa buku tebal ini berisi:
PERJANJIAN LAMA
- 39 kitab
- 929 pasal
- 23.214 ayat
- 496.420 kata
PERJANJIAN BARU
- 27 kitab
- 260 pasal
- 7.957 ayat
- 162.125 kata
TOTAL
- (39 kitab + 27 kitab) = 66 kitab
- (929 pasal + 260 pasal) = 1.189 pasal
- (23.214 ayat + 7.957 ayat) = 31.171 ayat
- (496.420 kata + 162.125 kata) = 658.545 kata.
Untuk sementara waktu kita catat yang ini dulu:
- Dari total 23.214 ayat dalam PERJANJIAN LAMA, 5.852 ayat, atau sekitar 25.20% adalah tulisan Musa dalam kitab Taurat milik umat Yahudi.
- sedangkan dalam PERJANJIAN BARU, secara kolektif, total ayat terbanyak adalah surat-surat self-proclaim kerasulan diri sendiri buah karya Paulus, yakni 2.311 ayat dari total 7.957 ayat, atau sekitar 30%
Tapi tentang ini nanti saja kita bahas.
Kita fokus saja dulu ke isu berikut:
Paulus menyatakan bahwa setelah peristiwa penyaliban Yesus (yang diyakini oleh seluruh pengikutnya benar-benar terjadi) Taurat sudah tidak berlaku lagi.
Pernyataan Paulus ini, buat awam di luar lingkar doktrin Kristen seperti GM, misalnya, mengundang beberapa pertanyaan serius yang sangat menantang logika.
Di antaranya adalah:
- Apa fungsi Taurat dalam PERJANJIAN LAMA yang menjadi bagian dari kanon Biblika?
- Adakah ayat-ayat Taurat yang masih menjadi bagian penting dari doktrin pokok Krsiten?
- Bagaimanakah konsep ketuhanan yang benar menurut Taurat dalam PERJANJIAN LAMA dan menurut Paulus dalam PERJANJIAN BARU?
Buat adik-adik Kristen yang masih belajar debat, sebaiknya kalian duduk manis saja dulu; nyimak sambil belajar. Okeh?
Ini pertanyaan buat para pendeta dan pastur saja, sebab setiap jawaban yang ngawur akan mengundang pertanyaan lain lagi yang makin lama akan semakin sulit untuk dijawab.
Nah, para pendeta dan pastur, atau yang merasa cukup punya ilmu untuk membahas ini, monggo, silahkan ditanggapi.
Salam bagi umat yang mengikuti petunjuk!
Bagaimana pendapat anda tentang artikel ini?
0 Komentar